PULAU KRETA DI EROPA
A. PERADABAN DAN SEJARAH PULAU KRETA
Perkembangan peradaban Yunani kuno dimulai dari
perkembangan peradaban mayarakat di pulau Kreta. Pulau Kreta terletak didaerah
perairan laut tengah bagian timur. Letaknya sangat strategis, sehingga menjadi
pusat aktivitas didaerah perairan laut tengah bagian timur. Pulau Kreta
merupakan daerah penghubung antara daerah-daerah pusat perdagangan dipulau
Sicilia, Mesir, Pantai Levant, Bizantium dan Yunni. Sumber-sumber berita
tentang sejarah kerajaan Kreta ini diperoleh antara lain dari syair-syair
pujangga Homerus terutama dalam kitab Illyas dan Odyssea, cerita-cerita rakyat
di Yunani yang lebih bersifat mitologi, hasil-hasil penggalian arkeologi yang
menemukan sisa-sisa bangunan kota kuno seperti ibu kota Knossos. Pulau Kreta
terletak dipersimpangan jalan pelayaran antara Mesir dan Yunani, serta antara
daerah-daerah Italia dan Punisia. Masyarakat pulau Kreta adalah Masyarakat
maritim dengan kehidupan pokok berdagang dan berlayar dilaut tengah. Masyarakat
pulau Kreta telah mengenal bentuk tulisan yang disebut dengan tulisan Minos.
Nama minis berasal dari dari nama seorang Raja besar dari kerajaan ini, yaitu
Raja Minos. Namun, tulisan Minos ampai sekarang belum berhasil dibaca sehingga
sejarah kerajaan pulau Kreta belum terungkap dengan jelas. Kepercayaan
masyarakat Kreta bersifat Polytheisme dan memuja kekuatan-kekuatan alam. Dewa
tidak berfungsi seagai pencipta malapetaka, tetapi berfungsi sebagai pelindung
dan pemberi berkah. Pada abad ke-15 SM, kerajaan pulau Kreta mengalami
keruntuhan karena mundurnya perdagangan, lepasnya daerah-daerah koloni, akibat
bencana alam. Akan tetapi, sejak abad ke-15 SM (1500 SM) terjadi invasi dan
gelombang penyerbuan bangsa- bangsa Indo-Jerman dari asia tengah memasuki daerah
semenanjung Yunani dan akhirnya merebut Pulau Kreta.
B. PEREKONOMIAN MASYARAKAT PULAU KRETA
Masyarakat
Pulau Kreta juga mengenal seni Lukis Fresko,seni porselin/gerabah, seni pahat pada
gading atau media yang lain danseni kerajinan logam. Karya seni ini juga
menghasilkan peralatan rumah tangga misalnya alat pertukangan, sepatu,
pengecoran logam dan lain-lain. Selain itu, peradaban Pulau Kreta juga
meninggalkan kemampuan maritim dan kemampuan menempa besi pada rakyatnya Fresco
adalah teknik melukis di dinding dengan menimpakan pigmen pada
plaster dinding yang baru dilapisi. Fresko berasal dari frase Italia
buon fresco yang berarti “selagibasah”. Pigmen yang ditimpakan di atas plaster
basah akan melekat sangat kuat sehingga hasil karya bisa dinikmati berpuluh
tahun. Perekonomiannya sangat bervariasi, beberapa bahan pangan didapat dari
pertanian, contohnya gandum, anggur, zaitun, dan ara. Mereka juga berternak
domba, kambing, dan babi. Selain itu, lebah juga diternakkan untuk menghasilkan
madu, selain juga keledai dan lembu untuk membajak ladang. Bangsa Minoa juga
melakukan perdangan dengan daerah-daerah di sekitarnya. Komoditas utama mereka
adalah timah, yang sangat diperlukan karena perunggu dihasilkan dari campuran
timah dan tembaga. Wilayah perdagangan Minoa mencapai Mespotamia, Mesir, dan
Spayol. Seiring munculnya besi yang menggantikan perunggu, perdagangan Minoa
pun runtuh. (Minoa adalah sebutan bagi masyarakat di pulau Kreta pada zaman
kerajaannya.)
C. PENYEBAB
RUNTUHNYA PULAU KRETA
Pada
tahun 1980, arkeolog Inggris berhasil menemukan sisa reruntuhan sebuah istana
diKnossos, di pulau Kreta. Luas arealnya sekitar 2 hektar, dengan ratusan
bangunan rumah di dalamnya, yang dihubungkan dengan banyak jalan dan lorong,
strukturnya sangatrumit dan belum pernah dijumpai sebelumnya. Di tengah
terdapat sebuah lambing bergambar sepasang kapak, para peneliti sependapat
bahwa ini merupakanIstana Kapak Gandamilik raja Minos (dalam cerita kuno
Yunani pernah disinggung adanya lambing kapak ganda sebagai simbol dari istana
yang terdapat di pulau Crete). Dinding bagian
dalam istana dipenuhi dengan lukisan yang indah dengan corak yang cerah,
mencerminkan kemegahan kerajaan di masa tersebut. Banyak ditemukannya peralatan
dari bahan logam dan keramik menandakan seni para penduduk Crete kala itu
sangat maju. Kehancuran Kreta Kebudayaan Kreta (Crete) ini hancur akibat suatu
bencana ledakan gunung api yang maha dasyat dan satu kali gelombang Tsunami
hebat yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pulau Crete hanya terpisah sejauh 60
mil dari pulau Thera, dan 3600 tahun lalu gunung berapi di pulau Thera
mengalami letusan dasyat, debu dan asap yang disemburkan akibat ledakan
tersebut diperkirakan sebanyak ribuan ton menyebar hingga ke pulau Greenland,
Tiongkok dan Amerika Utara akibat diterbangkan angin. Selain bencana alam,
faktor lain adalah invasi bangsa pendatang yang berasal dari ras Indo Jerman di
Asia Tengah yang bergerak ke Yunani kemudian ke pulau Kreta.
D. KEPERCAYAAN
MASYARAKAT PULAU KRETA
Kebiasaan
Masyarakat Kreta Melakukan Pemujaan Hal yang paling menarik perhatian dari
penemuan tersebut adalah lempengan - lempengan terbuat dari tanah liat
yang berukir abjad, salah satu di antaranya bertuliskan : Swedia telah
mempersembahkan 7 orang wanita, anak lelaki dan perempuan masing - masing
satu orang. Di luar dugaan, para arkeolog pun berhasil menemukan tumpukan
tulang manusia yang jumlahnya mencapai 200 potong lebih, yang merupakan tulang
tengkorak anak yang berusia antara 10 - 15 tahun, yang masih meninggalkan bekas
dibunuh dengan benda tajam. Setelah itu para arkeolog juga menemukan sebuah
biara pemujaan. Dalam temuan itu terbukti bahwa penduduk Crete telah melakukan
pemujaan dengan mengorbankan manusia hidup. Di dalam biara tersebut
ditemukan berbagai jenis wadah dari bahan keramik yang digunakan untuk
melakukan pemujaan, di atas meja pemujaan tergeletak seonggok tengkorak dari
seorang remaja dengan tinggi badan sekitar 165 cm, di samping meja pemujaan
tersebut juga ditemukan ada sebuah wadah tempat menampung darah dari sang korban,
dan sebilah pisau dari tembaga yang digunakan untuk membunuh. Sementara di
dekat situ terdapat seonggok tumpukan tengkorak lain dengan posisi kepala
menengadah ke atas, mengenakan cincin perak di salah satujarinya, dan seonggok
lagi tengkorak yang sedang menutupi wajah sang korban, mungkin adalah tulang
tengkorak sang ketua upacara beserta asistennya. Tak jauh dari tempat itu ada
sekumpulan tulang tengkorak yang serampangan, yang diduga merupakan para
pejabat dan pembantu, yang tidak sempat lagi melarikan diri pada saat bencana
terjadi dan mati di tempat itu.Dilihat dari keadaan situs temuan tersebut,
arkeolog menyimpulkan bahwa : Pada saat parapenduduk Crete sedang melangsungkan
upacara pengorbanan manusia hidup, yang bertujuan untuk memohon agar terhindar
dari bencana, malah justru telah me-ngundang terjadinya gempa bumi dan bencana
maha dasyat, yang telah merobohkan seketika atap tempat upacara berlangsung dan
menimpa semua orang yang ada di dalamnya.
No comments:
Post a Comment